Ayam

Ayam,
Lagak gayamu terukir rasa pilu,
Terkenang akan kalian,
Hari ini detik nyawa terakhir kalian,
Saat mata menatap aliran darah mengalir,
Terdetik di hati,
Aku nanti pasti akan menyusul,
Hidupku ini walau tidak sesingkat hidup kalian,
Namun aku nanti akan tetap menyusul kematian,
Tiada daya untukku ingkar,
Akur pada hakikat hidup yang pasti akhirnya akan mati,
Tiada apa yang nak aku banggakan,
Kerana aku tidak memiliki apa-apa pada dasarnya,
Semuanya pemberian Allah,
Sering kali di benak fikiran berkata :
"Mana milik kita?"
"Tiada apa milik kita"
"Semua Allah yang punya"
"Kita pinjam semua"
Hidup walaupun aku tahu akhirnya nanti mati,
Itu bukan alasan untuk berkata :
"Akhirnya mati nanti segala usaha sia-sia"
Tidak!!!
Allah sentiasa melihat dan malaikatnya mencatat setiap usaha,
Allah katakan :
Aku tidak melihat hasil apa yang kalian perbuat tetapi aku melihat usaha kalian sebanyak mana?
Ayam,
Saat aku memandikan kalian setiap pagi,
Aku juga terfikir,
Suatu masa nanti siapakah yang memandikan aku nanti,
Saat jasadku nanti tidak lagi bernyawa,
Mungkinkah jasadku nanti diabaikan sahaja?
Atau mungkin akan ada yang sudi memandi dan mengkafankannya,
Ayam,
Apabila aku melihat dirimu berada di dalam kuali,
Dengan api dibawahnya,
Memanaskan minyak,
Kemudian aku tumis segala bahan,
Saat itu juga aku berkata pada diriku,
Adakah begini nantinya aku disiksa dineraka atas segala dosaku?
Langsung aku terkedu,
Syukur aku masih bernyawa,
Allah masih beri peluang untukku menilai semula kelemahan diriku,
Bertaubat lalu tidak lagi mengulanginya,
Tanpa sedar juga,
Terdengar disebalik tirai telivisyen,
Pengumuman puasa esoknya,
Lalu tercetus satu permintaan dariku,
"Ya Allah, andai engkau hendak mengambil nyawaku, ambillah selepas sebulan ramadhan ini"
"Andai ini ramadhan terakhir buatku",
"Berilah aku kekuatan untuk mengharungnya tanpa ada sedikitpun perkara sia-sia yang aku lakukan"

Comments

Popular posts from this blog

Ayam Serama

Balik Raya 2020